Assalamualaikum.
Izinkan mahasiswa jelata yang tak melata ini menulis
cerita tentang seseorang yang biasa saja dalam perjalanan hidupnya.
12 Maret 1998, sesosok bayi laki-laki keluar dari
rahim ibunya. Nama singkat nya Rizky, lengkapnya Muhammad Rizky Fadhilla,
panggilan temannya Ikiw. Lahir di Kota Pekanbaru dengan membawa darah minang
dari ibunya, dan jawa dari bapaknya. Berkediaman di Pekanbaru pula. Menjadi anak
pertama dari tiga bersaudara. Kata orang-orang sih panutan. Tapi dia bilang tidak
pantas menjadi panutan karna beberapa kegagalannya.
Sekarang sudah menjadi mahasiswa di salahsatu
perguruan tinggi islam di kota Pekanbaru pula. Mungkin rezeki nya di tempat
kelahirannya, atau memang motivasinya hanya sebatas di Pekanbaru. Pernah dia
bilang ingin keluar kota untuk kuliah, beberapa tes untuk kuliah ke luar kota
tersebut gagal. Nasib? Mungkin.
Kecil nya dia, si Rizky ini lama di asuh dengan
Embah nya. Katanya pada saat dia masih kecil. Ibu nya sedang mengejar gelar S2
yang menyebabkan dia di asuh dari awal pagi hingga sore karena bapaknya juga
bekerja. Wajah dan prilaku legowo ala jawa terlihat sedikit dari dia. Walau ada
sedikit pencampuran minang. Dia sangat dekat sama kedua Embahnya karena alasan
tadi itu.
Makanan favorit yang sering dia makan yaitu nasi hangat dengan campuran minyak
jelanta sisa penggorengan dan dengan sedikit garam untuk penambah rasa. Kecap
dan telor mata sapi, atau tempe balado dengan kecap juga manjadi favoritnya.
Kecap menjadi pelengkap makanan yang sering dia gunakan tidak pada makanan yang
tepat. Apasaja kalau dia makan pasti ada kecapnya. Entah itu mungkin stigma
yang di tanamkan oleh embahnya.
Bukan hal yang damai ketika dia di tinggalkan ketika
berumur 1 sampai 3 tahun oleh Ibunya untuk mencari gelar dan ayahnya untuk
bekerja. Dia bercerita padaku saat dia kecil dia sering sakit-sakitan. Pernah dua kali step kejang-kejang karena
demam, sakit mata, bisulan. Dibawa ke
dukun urut untuk menyembuhkan penyakit, mandi kembang tujuh rupa, di cekokin
jamu dan ramuan tradisonal, dan
ritual-ritual tradisional lainnya untuk mengangkat penyakit.
Beranjak besar dia tumbuh di keluarga terpelajar. Masuk
di sd favorit di zaman nya. SD Negri 001 Sail waktu itu, tetapi hanya bertahan
3 tahun sampai akhirnya dia pindah ke SD Negri 025. Alasan kepindahannya karena
SD 001 Sail tersebut terlalu jauh dari rumahnya, dan pindah ke sekolah yang
lebih dekat dengan rumahnya. Saat sekolah dasar dia menjadi murid yang di
pandang baik di sekolahnya. Selalu tidak keluar dalam rangking 10 besar. Namun
semenjak mengenal yang namanya game dan internet, pendidikannya sedikit kacau.
Lulus sekolah dasar dengan nilai yang pas-pasan
tetapi tetap bisa masuk SMP favorit di zaman nya itu. SMP Negri 2 Pekanbaru
menjadi tujuan tempat belajarnya selanjutnya. Alasan dia masuk SMP tersebut
karena ada neneknya yang mengajar di sana, agar bisa mengawasi. Padahal bukan
hal yang efektif katanya. Padahal ada sekolah menengah pertama yang lebih dekat
dengan rumahnya yaitu SMP Negri 3 Pekanbaru. Dia tau alasan orangtuany,a mengapa
dia di masukan ke SMP 2. Tak lain dan tak bukan menjauhkannya dari efek
kecanduan internet yang sudah mempengaruhinya sejak tamat sekolah dasar. Namun cara
tersebut tidak mengubah apapun. Rizky waktu itu malah makin menjadi tingkahnya.
Nilai yang anjlok di SMP, beberapa masalah pernah di buatnya. Hingga tamat SMP
dengan nilai yang pas-pasan dan tidak lolosnya dia di SMA Negri menambah beban
orang tuanya.
Akhirnya sekolah swasta menjadi pilihan berat. Mahalnya
biaya sekolah swasta waktu itu membuat dia sedikit menyesal. Akhirnya dia masuk
di SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru. Pada saat ini dia memutuskan diri untuk
berubah dan tidak ingin membuat otangtuanya kecewa kembali. Aktif di ekskul
sekolah, nilai lapor yang lumayan memuaskan menjadi sedikit pengobat hati
orangtuanya. Tidak banyak kejadian yang terjadi di masa sekolah akhir katanya. Paling
hanya seperti remaja kebanyakan, yang menurutnya mengerti apa itu esensi dari
cinta dan mencobanya, padahal hanya cinta monyet saja. Masa-masa lucu.
Lulus dari SMK Muda (singkatan dari Muhammadiyah dua)
ingin melanjutkan belajar ke perguruan tinggi. Sebelumnya dia sudah mencoba
peruntungan dengan mengikiti SNMPTN tetapi tidak lulus di PTN yang di inginkan.
Agak bingung peluang dia ingin belajar di perguruan tinggi semakin kecil. Dia tidak
lulus kembali ketika mencoba mengikuti tes STMKG Jakarta yang berlangsung di
kota Medan, membuatnya mengecek-ngecek grup lowongan pekerjaan yang ada di social
media.
Sudah pasrah ketika tidak tau mau ngapain
selanjutnya, tes SBMPTN menjadi jalan terakhirnya jika tidak ingin menyusahkan
orang tua kembali. Alhamdulillah dia lulus PTN dari tes SBMPTN tersebut. Lulus di
salahsatu perguruan tinggi di kotanya Pekanbaru. UIN Suska Riau jurusan Ilmu
komunikasi. Kembali pereda lara orangtua dia dapatkan. Sekarang dia masih
menjalankan kuliahnya. Sudah 2 semester dia lewati dan sekarang dia di semester
3 jurusan ilmu komunikasi dan memilih konsentrasi jurnalistik.
Saat ini masih berlanjut cerita hidupnya yang biasa saja, doa kita
untuk dia semoga terus membagiakan orang-orang di sekitarnya, terkhusus orang
tua dan keluarganya.
Amin.