Assalamualaikum....
Bukan maksud untuk sesat menyesatkan, kafir
mengkafirkan, bid’ah membid’ahkan. Inilah keadaan, situasi, kondisi yang sedang
saya alami dan mungkin pembaca juga alami. Diharapkan tulisan ini dapat menjadi
pemersatu pendapat yang sepaham dengan saya. Jika ada yang tidak berkenan
dengan tulisan saya, sesat mungkin secara pandangan pembaca, silahkan protes. Saya
siap mengubah tulisan ini ataupun menghapusnya.
Akhir-akhir ini gejolak masyarakat tentang apapun
itu yang sensitive semakin besar. Masalah-masalah sosial mulai dari hal kecil,
hingga yang menyangkut khalayak hidup orang banyak yang menjadi pemicu gejolak tak bertepi
tersebut. Berbeda pendapat, pandangan, mazhab, menjadikan wilayah sekitar
tempat kita tinggal sekarang terasa amat berbahaya untuk Negara yang menjunjung
demokrasi ini. Ya, zaman telah berubah,
entah sekarang menjadi tambah bersahabat atau malah menjadi sangat
memprihatinkan buat manusia.
Berangkat dari anehnya pola pikir orang sekarang
menjadikan informasi yang belum benar tetek bengek nya beredar luas. Lucunya lagi
informasi tersebut di telan mentah-mentah oleh sebagian orang yang entah
kebetulan atau tidak ingin melihatnya. Bahkan sampai menyebarluaskan nya
kembali hingga mengurang-ngurangi atau menambah-nambahkan keganjilan-keganjilan
yang ada pada informasi tersebut dengan pemikirannya, dengan pandangannya, dengan
filsafat nya yang kalau di fikir kembali “dapat ilmu darimana sih?”.
Kemaren saya melihat salahsatu postingan warganet
yang kebetulan ada yang membagikannya dan muncul di beranda facebook saya. Isinya
tentang curhatan seorang, dimana ada
seseorang membawa makanan dalam bentuk donat mahal (donat yang di mall itu)
untuk teman-temanya yang ada di ruangan pada saat itu (agak lupa ceritanya). Ketika
di suguhkan kepada mereka si seseorang ini mendapat ceramah dari salah seorang
temannya bahwa makanan yang di bawa nya itu adalah makanan “haram” dan menjelaskan bahwa makanan tersebut
mengandung bahan-bahan yang haram “minyak babi?” dan juga tidak ada label “halal”
nya pada bungkungsnya. Postingan tersebut membuat saya tertawa. Saya tidak tau
nasib selanjutnya si seseorang ini. Saya hanya khawatir tentang nasib donat
mahal itu, sayang kan kalau dibuang.
Kembali saya tertawa ketika membaca
komentar-komentar yang ada di postingan
tersebut. Ya, mungkin ketika gengsi tak sanggup membeli lalu mengharamkan suatu
produk, atau gak pandai cara makannya karena takut sakit perut, biasanya makan
gorengan yang seribu rupiah, mungkin. Eh tunggu jika donat tersebut tidak ada
tanda halal di bungkusnya, bagaimana dengan gorengan yang kita makan?. Indikasi
haram nya mungkin jauh lebih haram ketimbang donat mahal di mall tersebut,
daging dalam risol atau pastel yang kita pernah makan mungkin saja daging tikus
atau anjing yang secara materil harganya jauh di bawah daging ayam apalagi
sapi. hmm
Entah darimana asal vonis yang sependek itu. Saya
yakin pemikiran-pemikiran cetek yang sederhana itu bukanlah dari dalam dirinya,
pasti ada pemicunya, yang menggerakkan seseorang untuk berfikir akan hal
seperti itu apalagi menyangkut agama. Saya bukan menyalahkan tokoh-tokoh
pendakwah, yang mungkin ada yang menyebarkan dakwahnya hanya melihat kedalah
kitab dan sunnah (islam), tetapi tidak melihat dan belajar tentang hal-hal di
sekitarnya yang terjadi pada masanya. Kebanyakan seperti itu dan hal tersebut
bukannya tidak ada di lingkungan kita. Mudahnya manusia sekarang menerima
informasi menjadikannya mudah digiring pola pikirnya. Sukur-sukur ke hal yang
benar. Salahsatu buntutnya munculnya paham-paham dan sekte sesat yang menjamur
mengintai manusia. Sudah seharusnya Negara ini cerdas, sudah seharusnya kita
berfikir secara logika dan tidak termakan dengan dokrin yang membutakan.
Mungkin tulisan ini berantakan, mohon maafkan saya
ketika pembaca pusing membacanya.